Penanganan medis pasien kanker payudara sering menimbulkan gejala tidak nyaman bagi wanita seperti kepanasan, nafsu seks berkurang dan gelisah. Namun dengan akupuntur, semua itu bisa diatasi.
Sebuah studi sebelumnya memang pernah menyebutkan bahwa akupuntur bisa menangani gejala-gejala menopause yang hampir sama dengan gejala wanita dengan kanker payudara tersebut.
Umumnya wanita yang mengidap kanker payudara mendapatkan terapi hormon anti estrogen selama 5 tahun. Terapi tersebut sebenarnya cukup efektif untuk mengurangi dan mencegah pertumbuhan tumor, tapi efek sampingnya adalah pasien akan merasa kepanasan dan berkeringat terus menerus.
Untuk itu digunakanlah obat anti depresi Effexor (Venlafaxine) untuk mengatasinya, tapi penggunaan obat ini tetap saja membawa masalah yaitu mulut kering, nafsu makan berkurang, mual dan muntah serta konstipasi.
"Untuk itu dibutuhkan teknik baru yang tidak menimbulkan efek samping dan pilihan terbaiknya adalah akupuntur," kata onkolog Dr Eleanor Walker dari Henry Ford Hospital, Detroit seperti dikutip dari Healthday, Kamis (31/12/2009).
Sebanyak 50 wanita dipilih secara acak untuk mendapatkan terapi akupuntur selama 12 minggu (dua kali seminggu). Partisipan yang mengonsumsi Effexor setiap hari digunakan sebagai pembanding.
Dua minggu setelah partisipan mengonsumsi Effexor, mereka mulai mengalami gejala hot flashes (badan merasa kepanasan terus) sementara mereka yang mendapat terapi akupuntur tidak bermasalah. Bahkan 25 persen diantaranya mengaku lebih tertarik dengan seks, lebih berenergi dan bisa berpikir jernih.
Mengapa akupuntur bisa lebih baik daripada obat? "Akupuntur bekerja sebagai regulator sistem endokrin yang akan menyeimbangkan aktivitas hormon, neurotransmiter dan semua reaksi biokimia dalam tubuh tanpa memasukkan unsur apapun dari luar," jelas Walker.
Namun studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa sering akupuntur dibutuhkan untuk menghilangkan gejala-gejala tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar