Ini Dia Alasan Kenapa Olahraga Pagi Lebih Oke

Olahraga saat pagi hari tentu banyak tantangannya, seperti harus bangun lebih pagi. Tapi sebaiknya mulailah mencoba olahraga di pagi hari, karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Berolahraga di pagi hari memberikan banyak manfaat baik untuk kesehatan atau jadwal sehari-hari. Serta udara yang didapatkan masih terbilang lebih bersih sehingga baik untuk paru-paru.

Selain itu cahaya matahari yang memasuki retina mata di pagi hari akan merangang jalur saraf ke otak sebagai sinyal awal dari fungsi-fungsi tubuh, dan juga membantu memulai fungsi metabolik seperti memicu melepaskan hormon yang mempengaruhi nafsu makan, tekanan darah dan siklus tidur-bangun.

Berikut ini manfaat-manfaat lain yang bisa didapatkan jika menyempatkan diri untuk berolahraga di pagi hari, seperti dikutip dari Livestrong, Sabtu (24/9/2011) yaitu:

1. Membantu orang lebih konsisten
Umumnya sedikit gangguan yang muncul di pagi hari sehingga kegiatan ini jarang mendapatkan halangan, dibandingkan jika seseorang berolahraga sore hari atau selepas pulang kerja. Selain itu umumnya orang sudah merasa lelah bekerja sehingga kecenderungan untuk absen berolahraga lebih besar.

2. Mendapatkan lebih banyak energi
Olahraga di pagi hari akan meningkatkan suasana hati (mood) dan energi selama berjam-jam setelahnya. Kondisi ini membantu orang lebih siap menghadapi tantangan kerja atau apa pun yang dihadapi di siang hari. Jika berolahraga di malam hari akan membuat suhu tubuh meningkat dan bisa mengganggu waktu tidur.

3. Membakar kalori lebih baik
Setelah berolahraga tubuh akan tetap membakar kalori pada tingkat yang lebih tinggi karena masih melakukan aktivitas fisik lainnya. Saat bekerja, tubuh akan menggunakan energi lebih efisien dan merampingkan massa otot.

4. Lebih sepi saat ke pusat kebugaran
Umumnya orang pergi ke pusat kebugaran saat sore atau malam hari sehingga akan lebih banyak orang yang kadang membuat seseorang harus mengantri untuk menggunakan alat olahraga. Tapi jika di pagi hari, maka tak perlu menunggu jika ingin menggunakan alat dan olahraga yang dilakuakn akan lebih efektif.

Guyur Air Langsung ke Kepala Saat Mandi Berisiko Stroke?

Beredar peringatan agar saat mandi jangan langsung mengguyur air ke kepala karena bisa berisiko stroke. Ternyata menurut pakar saraf kemungkinan itu ada terutama pada orang-orang tertentu yakni saat udara terlalu dingin atau panas dan suhu tubuh sedang dalam kondisi sebaliknya.

Maka itu disarankan bila Anda sedang kepanasan atau kedinginan, sebaiknya hindari mengguyur air langsung ke kepala saat mandi. Pada orang-orang tertentu, mengguyur air langsung ke kepala dengan suhu yang berlawanan bisa menyebabkan stroke.

Semua titik dan suhu dalam tubuh manusia baik yang berada di dalam maupun di luar berpengaruh pada aktivitas otak. Otak berfungsi untuk memonitor tubuh agar berfungsi secara normal, maka sesuatu yang ganjil pada tubuh tentu sangat mempengaruhi otak.

"Jika seseorang yang tubuhnya sedang kepanasan lalu langsung diguyur kepalanya dengan air dingin, bisa menyebabkan saraf kaget atau bahkan stroke bila terjadi pada orang yang tidak sehat," jelas Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS (K), dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Senin (26/9/2011).

Prof Teguh menyebutkan, perubahan suhu yang tiba-tiba bisa menyebabkan stroke bila terjadi pada tipe-tipe orang dengan penyakit tertentu, yaitu:


  1. Penyakit jantung
  2. Tekanan darah tinggi
  3. Gangguan pembuluh darah (kardiovaskuler)
  4. Gangguan darah

"Ini juga terjadi ketika tubuh yang kedinginan tiba-tiba diguyur air panas. Perubahan yang tiba-tiba ini yang menyebabkan stroke. Makanya kalau orang haji sering mengalami heat stroke (stroke karena kepanasan), karena belum terbiasa dengan suhu yang tiba-tiba panas," lanjut Prof Teguh.

Prof Teguh menjelaskan, tubuh manusia memiliki regulasi yang tinggi karena terdapat thermo regulator (pengatur suhu) di otak. Ketika suhu tubuh panas, maka otak akan memerintahkan pembuluh darah untuk melebar agar terjadi penguapan dan penurunan suhu. Sebaliknya, otak akan memerintahkan pembuluh darah menyusut bila tubuh kedinginan.

Bila pembuluh darah yang sedang melebar karena kepanasan tiba-tiba disiram air dingin, maka bisa menyebabkan pembuluh darah pecah. Jika hal tersebut terjadi di pembuluh darah otak, maka bisa menyebabkan stroke. Hal yang sama juga terjadi ketika pembuluh darah yang sedang menyusut diguyur dengan air panas.

Menurut Prof Teguh, kondisi ini juga sering terjadi pada orang yang suka mandi uap. Jika selesai mandi uap yang panas kemudian langsung masuk ruangan AC, maka orang tersebut bisa pingsan. Perubahan suhu yang tiba-tiba bisa membahayakan pembuluh darah.

"Jadi orang yang memiliki penyakit jantung, hipertensi, ada masalah dengan pembuluh darah atau isi darahnya sendiri, harus hati-hati dengan perubahan suhu yang tiba-tiba. Kalau mau mandi sebaiknya diusap-usap dulu, jangan langsung diguyur ke kepala jadi biar beradaptasi dulu. Kita harus sayang dengan tubuh kita karena Tuhan sudah memberi kita tubuh yang sempurna. Sakit itu yang ngasih bukan Tuhan tapi karena manusia itu sendiri yang kurang bisa merawat tubuhnya," tutup Prof Teguh.

Untuk menghindari risiko kepala kaget disarankan saat udara terlalu dingin atau panas dan suhu tubuh sedang dalam kondisi sebaliknya, maka saat mandi jangan langsung mengguyur air di kepala. Beri tubuh penyesuaian dulu seperti menyiram tangan lalu badan baru ke kepala.

Ekspresi-ekspresi Jiwa dan Pengaruhnya ke Organ Tubuh

Ekspresi jiwa atau emosi yang dialami setiap orang baik saat senang atau sedih turut mempengaruhi organ-organ di dalam tubuhnya. Ekpresi senang, cemas, takut atau sedih punya pengaruh besar pada kinerja organ-organ tubuh.

Emosi adalah bagaimana tubuh merespons suatu perasaan yang bisa berupa kebahagiaan, kemarahan, kecemasan, kesedihan atau ketakutan. Emosi ini sebagai pengalaman metafisik yang dapat merespons secara biologis maupun psikologis.

Pengobatan tradisional China yang telah dipraktikkan selama lebih dari 5 ribu tahun lalu memiliki prinsip utama menggolongkan 5 sistem organ utama yang masing-masing terkait dengan emosi tertentu dan berdampak pada kesehatan.

Berikut ini beberapa emosi atau ekspresi jiwa yang mempengaruhi organ-organ di dalam tubuh seperti diungkapkan dalam pengobatan China, seperti dikutip dari Livestrong, Jumat (23/9/2011) yaitu:

Kegembiraan
Gembira atau suka cita adalah emosi kepuasan yang mendalam dan berhubungan dengan jantung. Tapi ketika seseorang terlalu bersemangat untuk sukacita maka ia bisa mengalami insomnia, demam dan juga jantung berdebar-debar.

Kemarahan
Emosi ini berhubungan dengan kebencian, frustasi dan mudah marah. Emosi ini disimpan dalam hati dan kantung empedu, yang keduanya berfungsi memproduksi dan menyimpan cairan empedu. Kemarahan bisa mempengaruhi proses biologis yang banyak menyedot energi dan bisa menyebabkan sakit kepala, pusing serta tekanan darah tinggi.

Gelisah dan cemas
Ini adalah emosi khawatir yang berlebihan dan bisa mempengaruhi paru-paru serta usus besar. Kecemasan bisa menyebabkan orang tidak mampu menggunakan energi sehingga menderita sesak napas serta peradangan di usus besar.

Kesedihan
Emosi ini bisa menyebabkan orang menangis sehingga menciptakan keharmonisan di paru-paru dan menghambat energi beredar di seluruh tubuh, karenanya emosi ini bisa mengganggu paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan.

Melankolis
Emosi ini melibatkan pemikiran yang berlebihan dan melankolis, bisa mempengaruhi limpa dan menyebabkan kelelahan, lesu serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Selain itu emosi ini juga dapat menyempitkan sistem pencernaan dan membuat perut jadi penuh gas serta kembung.

Ketakutan
Emosi ini bisa menyebabkan ketidakharmonisan di dalam ginjal yang kadang membuat seseorang buang air kecil tanpa disengaja. Hal ini karena ketakutan yang ekstrim akan membuat seseorang kehilangan kontrol dari ginjal dan kandung kemih. Dalam jangka waktu pendek, ketakutan akan mempengaruhi jantung.

Perilaku Buruk Remaja Bisa Karena Kurang Tidur

Sebagian besar remaja tidak mendapatkan cukup tidur karena lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau menonton televisi hingga larut malam. Studi menunjukkan kondisi ini membuat remaja cenderung berperilaku buruk dan tidak sehat.

Studi yang dilakukan peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa kurang tidur pada remaja bisa berdampak serius. Selain berisiko pada kesehatan tubuh, remaja yang kurang tidur cenderung lebih mungkin bertingkah laku buruk.

Studi mengungkapkan remaja yang tidur kurang dari 8 jam pada malam sekolah lebih mungkin terlibat dalam perilaku yang berisiko, seperti:


  1. Minum soda setidaknya sekali sehari
  2. Tidak mendapatkan 60 menit aktivitas fisik pada setidaknya lima dari tujuh hari terakhir
  3. Menghabiskan 3 jam atau lebih setiap hari di depan komputer
  4. Terlibat dengan perkelahian fisik
  5. Terlibat dalam penggunaan narkoba, seperti minum alkohol atau merokok atau ganja
  6. Berhubungan seks bebas
  7. Merasa sedih atau putus asa
  8. Percobaan bunuh diri yang serius.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis hasil dari survei nasional Youth Risk Behavior Survey tahun 2007 pada siswa SMA tentang kebiasaan tidur. Survei menemukan hampir 70 persen remaja tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup seperti yang direkomendasikan oleh National Sleep Foundation, yaitu 8 jam tidur malam pada hari sekolah.

"Banyak remaja yang tidak mendapatkan waktu tidur yang dianjurkan di malam hari sekolah. Tidur tidak memadai dikaitkan dengan partisipasi dalam sejumlah perilaku berisiko terhadap kesehatan termasuk penggunaan narkoba, berkelahi fisik dan pertimbangan serius dari upaya bunuh diri," jelas Lela McKnight-Eily, dari divisi kesehatan orang dewasa dan masyarakat CDC, seperti dilansir Healthday, Rabu (28/9/2011).

Menurut McKnight-Eily, intervensi kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Pertimbangan memundurkan jam masuk sekolah dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah ini.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine.

Overdosis Vitamin Bisa Bikin Rambut Rontok

Rambut rontok pada wanita terjadi karena beberapa alasan seperti perubahan hormon, genetika, stres, kurang gizi, penurunan berat badan yang drastis, penyakit tertentu, beberapa obat dan perawatan rambut yang buruk. Mengonsumsi terlalu banyak nutrisi melalui suplemen vitamin juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Menurut American Academy of Dermatology, terlalu banyak mengonsumsi vitamin A dapat menyebabkan kerontokan rambut pada pria dan wanita, seperti dilansir Livestrong, Kamis (15/9/2011).

Pada dasarnya mengonsumsi vitamin A dengan jumlah yang direkomendasikan dapat membantu mencegah rambut rontok dan gejala lain yang berhubungan dengan toksisitas vitamin A. Namun, sebagian besar kasus keracunan vitamin A terjadi karena mengonsumsi vitamin A terlalu banyak dari suplemen vitamin.

Jika Anda mengalami kerontokan rambut dan efek samping lain yang terkait dengan toksisitas vitamin A, mintalah penyedia layanan kesehatan untuk memeriksa kadar vitamin A dalam tubuh Anda.

Menurut Medline Plus, selain kerontokan rambut, ada gejala lain dari kelebihan vitamin A, seperti penglihatan kabur, pusing, sakit kepala, kerusakan hati, mual, kepekaan terhadap sinar matahari, muntah, rambut dan kulit kepala berminyak, pengelupasan atau gatal-gatal pada kulit dan perubahan warna kulit menjadi kuning.

Menurut National Office of Dietary Supplements, terlalu sedikit mengonsumsi vitamin A juga dapat menyebabkan masalah seperti rabun senja dan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Oleh karena itu, dianjurkan mengonsumsi makanan tunjangan yang mengandung vitamin A tanpa melebihi tingkat toleransi untuk meminimalkan risiko kesehatan dan rambut rontok.

Institute of Medicine merekomendasikan vitamin A 1.300 mcg per hari untuk wanita dewasa yang sedang menyusui, 770 mcg per hari untuk wanita hamil dewasa dan 700 mcg per hari untuk wanita dewasa lainnya.

Cahaya Lampu Putih Menekan Produksi Hormon Tidur

Melatonin adalah hormon yang menimbulkan rasa kantuk yang keluar saat kondisi ruangan gelap atau saat larut malam. Sebuah penelitian menemukan paparan cahaya lampu putih (LED) ternyata dapat menekan produksi melatonin 5 kali lebih banyak dibandingkan paparan cahaya oranye atau kuning dari bohlan.

Cahaya lampu LED putih yang memancarkan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek akan lebih banyak menekan produksi melatonin pada tubuh daripada lampu yang memancarkan cahaya oranye atau kuning dari bohlam tekanan tinggi (HPS) dari natrium.

Cahaya putih buatan sebenarnya merupakan spektrum cahaya biru, yang dipancarkan pada panjang gelombang antara 440-500 nanometer. Cahaya putih buatan tersebut dapat menekan produksi melatonin pada kelenjar pineal otak, yang merupakan sebuah kelenjar kecil di otak.

Produksi melatonin yang ditekan dapat menimbulkan dampak, antara lain perubahan pada pengaturan jam biologis, sehingga dapat menyebabkan gangguan perilaku dan masalah kesehatan.

Tubuh memiliki jam biologis sendiri yang mengontrol siklus alami tidur dan bangun. Biasanya tingkat melatonin mulai naik saat larut malam, dan tetap tinggi sepanjang malam, dan kemudian turun saat pagi hari.

Melatonin adalah senyawa yang mengatur jam biologis dan dikenal oleh karena sifat anti-oksidan dan anti-kankernya. Cahaya dapat mempengaruhi berapa banyak tubuh memproduksi melatonin. Tingkat melatonin alami perlahan-lahan turun sejalan dengan bertambahnya usia. Beberapa lansia memproduksi melatonin dalam jumlah yang sangat kecil atau tidak memproduksi sama sekali.

Studi ini meneliti mengenai pengaruh dari berbagai jenis lampu terhadap 'polusi cahaya' dan efek penekan produksi melatonin. Peneliti merekomendasikan beberapa langkah yang harus diambil untuk menyeimbangkan kebutuhan menghemat energi dan melindungi kesehatan masyarakat.

"Seperti halnya ada peraturan dan standar untuk polutan lain, maka juga harus ada peraturan dan aturan untuk polusi yang berasal dari cahaya lampu pada malam hari," kata Prof Ibrahim Haim, kepala Interdisciplinary Chronobiological Research di University of Haifa Israel.

Studi yang berjudul 'Membatasi dampak polusi cahaya pada kesehatan manusia, lingkungan, dan penglihatan bintang' oleh Fabio Falchi, Pierantonio Cinzano, Christopher D. Elvidge, David M. Keith, dan Ibrahim Haim, telah diterbitkan dalam Journal of Environmental Management.

Dari hasil studi ditemukan perbandingannya bahwa bohlam logam halida yang mengeluarkan cahaya putih dan digunakan untuk penerangan stadion, dapat menekan melatonin pada tingkat lebih dari 3 kali lebih besar dari bohlam HPS. Sedangkan lampu dioda pemancar cahaya (LED), yang juga memancarkan cahaya putih, dapat menekan melatonin pada tingkat 5 kali lebih tinggi dari bohlam HPS.

Seperti dikutip dari NewsMedical, Rabu (14/9/2011), para peneliti juga memberikan saran untuk mengurangi dampak polusi cahaya, antara lain:


  1. Membatasi penggunaan bohlam yang memancarkan cahaya putih.
  2. Menyesuaikan tiang lampu sehingga cahaya dari lampu tidak diarahkan melampaui cakrawala, yang secara signifikan akan mengurangi polusi cahaya.
  3. Mengurangi penggunaan bohlam lampu dalam jumlah yang banyak, yaitu hanya menggunakan jumlah cahaya yang diperlukan untuk suatu keperluan.
  4. Matikan lampu saat tidak digunakan.
  5. Produksi melatonin yang ditekan dapat menimbulkan dampak, antara lain perubahan pada pengaturan jam biologis, sehingga dapat menyebabkan gangguan perilaku dan masalah kesehatan.

Bakat Susah Tidur Bisa Menurun ke Anggota Keluarga

Belum ada cukup bukti untuk mengatakan susah tidur atau insomnia sebagai sifat genetik yang diturunkan. Namun penelitian memberi bukti yang kuat bahwa risiko insomnia meningkat jika salah satu atau lebih anggota keluarga mengalaminya.

Peningkatan risiko yang dimaksud cukup signifikan sehingga dapat diduga bahwa insomnia juga bisa menurun ke anggota keluarga. Makin banyak anggota keluarga yang insomnia, peningkatan risiko pada anggota keluarga yang lain juga semakin besar.

Dugaan ini di dikemukakan oleh Dr Charles M Morin, seorang peneliti dari Universite Laval's School of Psychology. Dalam sebuah penelitian terbaru, ia melakukan survei terhadap 3.485 orang dengan cara menanyainya secara langsung melalui telepon.

Dr Morin menanyakan kebiasaan dan pola tidur, khususnya yang menyangkut gejala insomnia yakni gelisah dan susah tidur baik pada responden yang bersangkutan maupun di keluarga intinya. Survei serupa kemudian dilakukan lagi 12 bulan berikutnya, lalu hasilnya dibandingkan.

Rupanya dalam 12 bulan tersebut, jumlah responden maupun keluarga responden yang menunjukkan gejala insomnia meningkat. Peningkatan risiko dialami oleh para responden yang pada survei pertama mengakui adanya riwayat gangguan serupa pada anggota keluarganya.

Data yang terhimpun dalam survei menunjukkan, 40 persen responden punya riwayat insomnia di keluarganya. Kebanyakan punya 1 orang yang insomnia di keluarganya yakni 76 persen, punya 2 orang yang insomnia yakni 21 persen dan 3 orang sebanyak 3 persen.

Makin banyak anggota keluarga yang punya riwayat insomnia, risiko responden untuk mengalami gangguan yang sama pada survei yang kedua makin besar. Pada keluarga yang 1 anggotanya insomnia, risiko meningkat 37 persen, 2 orang meningkat 250 persen dan jika 3 orang peningkatannya 314 persen.

"Ada kemungkinan yang sangat kuat bahwa faktor genetik bisa meningkatkan risiko insomnia. Namun kami belum bisa melihat adanya mekanisme psikologis yang mempengaruhi kegelisahan dan gangguan tidur," ungkap Dr Morin saat mempresentasikannya dalam kongres Sleep Medicine di Quebec City, seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Kamis (15/9/2011).

Sudah Dewasa Masih Ngompol? Ini Penyebabnya

Mengompol saat tidur biasanya dialami pada masa kanak-kanak. Tapi orang dewasa juga bisa mengalaminya, tentu saja akan lebih memalukan dibanding anak-anak. Apa saja penyebabnya?

Mengompol saat tidur atau dalam bahasa kedokteran disebut dengan nocturnal enuresis. Mengompol bukanlah hal yang wajar bila terjadi pada individu dewasa. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Gejala yang muncul bersamaan dengan mengompol juga penting diperhatikan untuk mengetahui ada gangguan urologis atau tidak.

Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan orang dewasa masih mengompol, seperti dikutip dari National Association For Continence, nafc.org, Kamis (15/9/2011) yaitu:

1. Genetik
Salah satu telah menunjukkan bahwa seseorang dengan kedua orangtua yang mengompol memiliki risiko 77 persen jadi bedwetter (pengompol). Jika hanya salah satu saja yang mengompol maka risikonya menjadi 40 persen.

2. Gangguan hormon ADH
Hormon ADH (antidiuretic hormone) yang berfungsi memberitahu ginjal untuk mengurangi jumlah urine yang diproduksi. Beberapa orang menghasilkan hormon ADH yang tidak tepat di malam hari sehingga produksi urine tetap tinggi. Atau bisa juga produksi hormon ADH yang cukup tapi tidak direspons oleh ginjal sehingga terus menghasilkan jumlah urine yang sama seperti siang hari.

3. Kandung kemih yang lebih kecil
Umumnya kapasitas dari kandung kemih penderita nocturnal enuresis untuk menampung urine lebih kecil dibanding dengan orang yang tidak mengompol. Jika jumlahnya melebihi kapasitas dan tidak mampu menahan, menyebabkan otot-otot pada kandung kemih tegang, yang kemudian menyebabkan buang air kecil berlebih.

4. Obat-obatan tertentu
Beberapa obat yang diketahui bisa menyebabkan nocturnal euneresis seperti obat untuk insomnia dan obat untuk kondisi kejiwaan misalnya thioridazine, clozapine dan risperidone.

5. Alkohol
Jika seseorang sering mengonsumsi alkohol, maka produksi hormon vasopresin (hormon yang mengatur pengeluaran urine) yang dihasilkan dalam tubuh akan berkurang.

Alhasil, bila kandung kemih mulai terisi, tidak ada hormon yang mampu mengaturnya dan harus segera dikosongkan dengan pengeluaran urine. Dan biasanya seseorang yang tertidur pulas tidak menyadari dan akhirnya mengompol.

6. Penyebab lainnya
Beberapa kondisi lain diketahui bisa menyebabkan orang mengompol seperti infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, gangguan saraf, kelainan anatomi, kanker prostat, pembesaran prostat dan gangguan tidur obstructive sleep apnea. Dalam kasus yang langka beberapa gangguan emosional atau kecemasan akut bisa menyebabkan orang dewasa ikut mengompol.

Untuk mengetahui penyebabnya, maka dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi tes fisik, tes urine, pemeriksaan urologi serta mengevaluasi kesehatan saraf.

Pengobatan

Pengobatan yang diberikan berdasarkan penyebab dari mengompol itu sendiri. Jika tidak ada masalah medis yang mendasari, maka pasien diminta mengurangi asupan minum menjelang malam dan berlatih senam kegel.

Gerakan dasarnya adalah menggerakkan otot-otot panggul seperti saat menahan kencing, kemudian menahannya selama beberapa saat sebelum dilepaskan kembali. Senam kegel bisa dilakukan sambil duduk atau dimana saja.

Teknik senam Kegel yang mudah dilakukan caranya adalah kontraksikan otot seperti menahan kencing untuk awalnya selama 5 detik, kemudian kendurkan. Terus ulangi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut dengan meningkatkan lama waktu menahan kencing 15-20 detik.