Perilaku Buruk Remaja Bisa Karena Kurang Tidur

Sebagian besar remaja tidak mendapatkan cukup tidur karena lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau menonton televisi hingga larut malam. Studi menunjukkan kondisi ini membuat remaja cenderung berperilaku buruk dan tidak sehat.

Studi yang dilakukan peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa kurang tidur pada remaja bisa berdampak serius. Selain berisiko pada kesehatan tubuh, remaja yang kurang tidur cenderung lebih mungkin bertingkah laku buruk.

Studi mengungkapkan remaja yang tidur kurang dari 8 jam pada malam sekolah lebih mungkin terlibat dalam perilaku yang berisiko, seperti:


  1. Minum soda setidaknya sekali sehari
  2. Tidak mendapatkan 60 menit aktivitas fisik pada setidaknya lima dari tujuh hari terakhir
  3. Menghabiskan 3 jam atau lebih setiap hari di depan komputer
  4. Terlibat dengan perkelahian fisik
  5. Terlibat dalam penggunaan narkoba, seperti minum alkohol atau merokok atau ganja
  6. Berhubungan seks bebas
  7. Merasa sedih atau putus asa
  8. Percobaan bunuh diri yang serius.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis hasil dari survei nasional Youth Risk Behavior Survey tahun 2007 pada siswa SMA tentang kebiasaan tidur. Survei menemukan hampir 70 persen remaja tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup seperti yang direkomendasikan oleh National Sleep Foundation, yaitu 8 jam tidur malam pada hari sekolah.

"Banyak remaja yang tidak mendapatkan waktu tidur yang dianjurkan di malam hari sekolah. Tidur tidak memadai dikaitkan dengan partisipasi dalam sejumlah perilaku berisiko terhadap kesehatan termasuk penggunaan narkoba, berkelahi fisik dan pertimbangan serius dari upaya bunuh diri," jelas Lela McKnight-Eily, dari divisi kesehatan orang dewasa dan masyarakat CDC, seperti dilansir Healthday, Rabu (28/9/2011).

Menurut McKnight-Eily, intervensi kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Pertimbangan memundurkan jam masuk sekolah dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah ini.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar